Tingkah Si Mata

Hi fellas..

Selamat datang di tahun 2019. Menuju semakin tua dan berumur. Heran, kayaknya baru kemarin gue asik konvoi naik sepeda sama temen-temen SD pas weekend, eh sekarang udah pada sibuk masing-masing.

Mari kita bahas the other rubbish in my mind wuakakak.

Sekarang gue ngomongnya campur-campur ah. Sebagai anak Jaksel, gue mau melestarikan kecengan yang sempat viral *Ketawasetan

TBH, i hate to talk about this. Mari kita bicarakan hal-hal yang menggemaskan ini.

Ada pepatah yang bilang, "Dengarkan apa yang disampaikan tanpa melihat siapa yang menyampaikan". It means that use your ears more than your eyes. Tapi nyatanya mata jauh lebih sulit diatur dibandingkan telinga.

First impression ketika lihat orang? Ya dari penampilan. Ada temen gue yang bilang, "Don't judge the book by it's cover itu hanya berlaku untuk mereka yang udah saling kenal. Kalau belum? Mata akan jadi penikmat utama. Lu akan dinilai dari look yang lu persembahkan, tapi ketika udah kenal, ya yang tadi udah bukan lagi ukuran".

Gue gak bilang kalau terlihat kece badai--mungkin abis kena angin yang kenceng banget--adalah hal yang salah. Gak juga si. Cara kita berpakaian bisa juga jadi salah satu indikator seberapa besar kita menghargai diri kita sendiri. Tapi kalau udah mulai ada standar-standar yang harus dipenuhi, bagaimana?

Misalnya, perempuan cantik di Indonesia itu harus berkulit putih, tinggi 160an, rambut lurus hitam mengembang, hidung mancung, wajah terbebas dari bekas jerawat dan konco-konconya, blablablu. Gimana?

Entah pihak mana yang pertama kali memulai "beauty standard" ini di Indonesia. Wong jelas-jelas di Indonesia ini aja dari Sabang sampai Marauke punya kecantikannya masing-masing. Anehnya, kulit putih dianggap punya nilai lebih. Padahal kulit kuning langsat menuju gelap itu adalah warna kulit yang paling cocok untuk kita yang hidup di daerah tropis. Bukannya semakin terang warna kulit semakin tinggi kemungkinan terkena kanker kulit?

Itu baru satu hal. Kalau dibahas, bisa jadi berjilid-jilid kayak demo.

Orang-orang yang sesuai "beauty standard" dianggap orang yang lebih diterima oleh lawan jenis. Oh come on. Bukankah terasa miskin sekali ketika kita hanya melihat seseorang dari perawakannya saja? Bagaimana tentang personality-nya? Bukankah itu jauh lebih mahal? Ada yang bilang, "Sebelum mengenal seseorang, liat dulu perawakannya. Kalau tidak sreg, yang kau tolak bukan agamanya tapi perawakannya". What the... Anda sempurna banget sampai bisa berkata macam itu? Otak gue rasanya langsung pada bersahutan gak karuan. Ya udah lah ya. Mungkin emang beda jalur aja dalam melihat suatu hal. Wis ben wae.

Atau kejadian lain. Ketika ada sekumpulan orang yang menggunakan pakaian yang tertutup. Lalu ada oknum yang melakukan tindakan "bar-bar" dan menjadi viral. Apa kata si mata yang ditransfer ke bibir? "Ih pakaiannya kayak gitu kok ngomongnya gak sesuai". Berawal dari mana lagi? Mata.

Mata lagi-lagi jadi awal mula terjadinya body shaming. Orang-orang yang dianggap tidak masuk kriteria standar kecantikan akan jadi bahan ejekan tak berkesudahan. Hanya karena bertubuh tidak ideal, atau karena wajahnya dipenuhi jerawat, mereka "dicincang'' habis-habisan. Mereka harus menerima anggapan bahwa dirinya jorok dan jarang membersihkan wajah, atau tidak menjaga makanan, blablablu. Padahal si pelaku gak tau sudah berapa banyak usaha yang mereka lakukan untuk menghilangkan jerawat-jerawat yang menyebalkan itu di wajah mereka dan harus sabar menghadapi mata-mata jahat yang menilai mereka seenak jidatnya. Eh, gak ding. Kayaknya jidat itu gak enak.

Gue juga masih terus belajar untuk berhenti menilai orang dari covernya. Rasanya terlalu miskin kalau segala hal hanya dinilai dari apa yang terlihat di permukaan. So, find someone who you love and loves you because of you. Bukan karena kamu siapa, bukan karena kamu apa. Tapi karena kamu. Kamu, kepribadianmu, dan segala kurangmu.

Alurnya gak enak banget ya? Namanya juga rubbish wkwk.

Comments

Popular posts from this blog

[REVIEW] Andai Engkau Tahu

[REVIEW] Ya Rabb, Aku Galau

[REVIEW] "MOVE ON" #CrazyLove