Empat Perkara

Semakin bertambah usia, semakin banyak hal-hal baru yang dipikirkan. Kalau dulu, kita hanya berkutat perihal tugas sekolah, perihal pertemanan, perihal mau main dimana selepas pulang sekolah yang lebih cepat karena ada rapat guru. Tapi diusia seperti ini, ada hal baru yang mulai jadi bahan perbincangan. Perihal teman hidup misalnya.

Akhir-akhir ini, perbincangan perihal itu sudah mulai marak. Obrolan yang awalnya hanya perihal remeh-temeh berubah menjadi topik yang lebih serius. Perihal masa depan. Perihal menjalani sisa hidup bersama dia. Entah siapa.

Bicara perihal menikah, gue sebagai perempuan tau perkara-perkara menikahi seorang wanita. Kecantikannya, Nasabnya, Hartanya, dan Agamanya. Disarankan karena agamanya.

Karena ini blog pribadi, gue akan bahas perihal pribadi dan menurut cara pandang gue.

Suatu saat nanti akan tiba masa dimana gue akan memberikan sisa usia gue untuk mengabdi kepada seseorang. Mencurahkan segenap pikiran dan tenaga juga kasih sayang kepada keluarga baru. Keluarganya dan keluarga yang nanti akan tercipta dengan sendirinya dengan hadirnya keturunan.

Ah, berat sekali pembahasan ini.

Tapi semua tidak semudah itu. Menurut gue pribadi. Perkara yang disebutkan di dalam hadist tersebut membuat gue semakin merasa menciut. Kecantikan gak punya, nasab dari keluarga yang biasa-biasa saja, harta juga tidak ada. Satu-satunya yang tersisa hanya agama. Tak usah ditanya. Gue masih jauh dari kata baik. Masih jauh dari kepatuhan terhadap perintah agama dan hal-hal lainnya.

Maaf teruntuk kau di masa depan. Aku payah.

Hal lain yang semakin membuat gue takut ialah ketika salah satu teman bercerita bahwa dalam satu hubungan pasti ada yang "lebih sayang" dari pada satunya lagi. Gue gak siap. Gue gak siap kalau ternyata gue yang berada di posisi "lebih sayang". Gue juga takut bila ada di posisi "biasa-biasa saja". Gue percaya, dalam suatu hubungan tidak ada yang lebih dari pasangannya. Semua sama. Semua saling.

Terlebih di negara ini, usia seorang perempuan menjadi patokan yang dianggap serius. Tapi selama gue belum menemukan yang cocok, usia bukan cerita. Empat perkara tersebut, biarlah menjadi sebuah catatan. Gue hanya ingin terus memperbaiki diri, berharap semoga dia di masa depan juga sedang memperbaiki diri. Menjaga diri dari yang tidak halal. Menjaga hati sampai saling dipertemukan.

Ah, tulisan macam apa ini.

Comments

Popular posts from this blog

[REVIEW] Andai Engkau Tahu

[REVIEW] Ya Rabb, Aku Galau

[REVIEW] "MOVE ON" #CrazyLove