Esensi Hidup

Beberapa hari terakhir ini gue lebih sering melamun. Syukurnya gak sampai kesambet. Kasian kalau yang masukin gue terus dia pakai tenaga gue untuk teriak-teriak. Bisa berhamburan keluar semua tetangga rumah. Bisa ribut juga semua kucing sekomplek sambil tawuran pakai pensil 2B yang belum di raut. Tak tek tak tek. Gitu lah bunyinya.

Banyak hal yang gue lamunin. Hah? Gimana? Lamunin Skripsi? Skripsi ma diketik, dilamunin mana kelar. Tapi kalau lu punya kekuatan magic si mungkin aja abrakadabra tiba-tiba selesai. Atau mungkin pas bangun tidur tiba-tiba wisuda. Kan mana kita tau ya kaaaaaaan.

Salah satu hal yang gue lamunkan ialah sebenarnya untuk apa gue diciptakan dan apa esensi hidup yang sebenarnya? Apa yang harus dan jangan gue lakukan selama gue dan paru-paru gue dikasih kesempatan untuk menikmati oksigen? Lalu, kenapa gue dijadikan manusia?

"Sih, anak filsafat?". Gak. Gue anak emak bapak.

Tau lagunya Sheila on 7 yang judulnya "Buka Mata Buka Telinga"?.

Membuka mata dan telinga.. menggali sejuta rahasia.. hidup ini yang penuh kejutan.. ada alasan mengapa kita diciptakan.

Terimakasih Om Duta dan kawan-kawan, gue jadi terus berpikir "Terus, apa alasan kita diciptakan?" setiap kali dengan tidak sengaja terputar lagu itu di JOOX.

Bagaimana perihal semua keadaan yang sudah kita lewati dan semua hal yang sedang coba kita selesaikan? Mengapa kita ada di posisi saat ini? Kenapa hidup si A dan si B berbeda?

Nanya mulu ya. Gak kelar-kelar.

Gue juga sebenarnya gak tau esensi hidup sebenarnya apa.

Seorang teman pernah bilang ke gue saat dia menceritakan perjalanan hidupnya, "Something that doesn't kill you, it makes you stronger". Dia yakin bahwa apa yang sudah berhasil ia lewati adalah pertanda bahwa dia menjadi pribadi yang semakin kuat.

Rasa sakit, dikecewakan, atau bahkan sampai membuat lu rendah diri dan pada akhirnya lu berhasil melewatinya, lu akan jadi pribadi seperti baru terlahir kembali. Diri lu sekarang bukanlah diri lu yang dulu. Lu sudah semakin kuat, lu semakin jadi pribadi yang tangguh.

Bagi gue, esensi hidup adalah..

Tetap menjadi pribadi yang positif walaupun sekitar lu memberikan segala hal negatif. Memberikan kemungkinan-kemungkinan yang paling positif. Melakukan hal-hal baik tanpa perduli bagaimana orang terhadap kita.

Kita hanya bisa mengatur diri kita sendiri. Maka aturlah diri kita dengan hal-hal baik.

Bagaimana orang terhadap kita, itu urusan mereka. Kuncinya satu, jangan pernah berharap orang akan melakukan apa yang kita lakukan terhadap mereka. Jadilah pribadi yang tulus. Lepaskan semuanya. Teruslah melakukan hal-hal baik. Gue yakin, tidak ada yang percuma dari segala yang kita jalani.

Bila hidup memaksa lu untuk menjadi pribadi yang keras, maka lunakan ia dengan segala hal positif yang lu punya. Menangis sesekali, tidak masalah. Bukannya semua hal yang diciptakan Tuhan memiliki fungsinya masing-masing? Maka, menangislah. Lalu, jangan lupa untuk bangkit lagi.

Semua rasa sakit yang kini harus lu hadapi, atau bahkan sesuatu yang mampu menghancurkan lu sekarang, semuanya akan ada waktunya. Kuncinya hanya satu. Percaya.

Maka bagi gue, esensi hidup itu ada empat, Ikhtiar, Ikhlas, Iman, Syukur.

Lakukan semua hal yang lu mampu, setelah semuanya telah lu jalani, maka ikhlaskan. Biar Tuhan yang ambil bagian dari apa yang tidak mampu lu lakukan. Apapun hasilnya, syukuri.

Pada akhirnya, kita hidup sendiri-sendiri. Orang tua, sanak famili, pasangan, anak, semuanya akan ada masanya untuk pergi. Kita hanya harus jadi pribadi yang bisa berdiri, sendiri. 

Lalu, bagaimana esensi hidup?

Ikhtiar, Ikhlas, Iman, Syukur.

Comments

Popular posts from this blog

[REVIEW] Andai Engkau Tahu

[REVIEW] Ya Rabb, Aku Galau

[REVIEW] "MOVE ON" #CrazyLove